top of page

"Dilahirkan Dengan Ancaman Ditangkap"

  • Pst. J.B. Sangari
  • Jan 30, 2016
  • 2 min read

# MEDITASI 30 JANUARI 2016 “TURN YOUR EYES UPON JESUS !” #

*THEME SONG (Refrain): “Turn your eyes upon Jesus, Look full in His wonderful face, And the things of earth will grow strangely dim, In the light of His glory and grace.” { Pandanglah pada Yesus, Lihat wajah-Nya yang mu-lia, Dan lenyaplah kes’nangan dunia, Dalam t’rang kemuliaan-Nya }.

“Dilahirkan Dengan Ancaman Ditangkap”

“Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." (Matius 2:13).

# Bayangan kayu salib mendominasi kisah Yesus mulai dari sini ke depan. Yesus datang ke dunia dengan ancaman akan ditangkap. Keluarganya telah meloloskan diri dari Betlehem untuk menghindari orang-orang suruhan Herodes. Seseorang yang sama sekali tidak berpikir panjang untuk membantai keluarganya sendiri bila ia merasa terancam oleh mereka, memberi perintah pada ranjang kematiannya agar warga terkemuka dari Yerusalem dibantai sehingga ada tangis ratapan pada pemakamannya, tidak akan berpikir dua kali untuk membunuh lusinan bayi hanya karena kemungkinan salah satunya akan dianggap sebagai raja di masa mendatang.

Ada orang yang hidupnya mulus-mulus saja di masa mudanya. Tidak begitu Yesus. Dia lahir ke dalam bagian sulit dunia pada waktu terjadi kekacauan, ketakutan dan kekerasan. Sebagaimana dikemukakan N.T. Wright, “Sebelum Pangeran Damai mulai berjalan dan berbicara, Dia adalah pengungsi tanpa rumah dengan perintah untuk ditangkap.”

Begitulah Allah berikhtiar untuk membebaskan umat-Nya dan akhirnya membawa keadilan bagi dunia. “Tidak ada alasan,” lanjut Wright, “untuk tiba secara nyaman, ketika dunia sedang sengsara; tidak ada alasan menjalani hidup yang mudah, ketika dunia menderita kekerasan dan ketidak-adilan ! Jika Dia manjadi Imanuel, Allah beserta kita, maka Dia harus berada bersama kita di mana ada kepedihan.”

Melarikan diri ke Mesir di saat kerusuhan adalah tradisi lama di antara orang Israel, sebagaimana digambarkan kisah Abraham dan Yusuf. Mesis adalah tempat paling aman untuk mengungsi, Akibatnya, pada zaman Yesus, koloni demi koloni orang Yahudi terbentuk di seluruh Mesir, di Iskandaria saja bermukim satu juta orang Yahudi. Maka ketika keluarga itu mencapai Mesir, mereka sebenarnya tidak berada di antara orang asing.

Setelah Herodes wafat, Yusuf membawa keluarganya kembali ke Israel, tetapi ke Nazaret karena perasaan takut yang diilhami malaikat tentang putra Herodes (Mat. 2:19-23). Nazaret yang kecil dan kumuh. Tempatnya tidak patut bagi seorang raja dibesarkan. Tempat itu tidak terkenal seperti Yerusalem atau bahkan seperti Betlehem, suatu lokasi untuk Mesias. Nathanel pernah bertanya-tanya dengan suara nyaring, apakah mungkin ada sesuatu yang baik bisa keluar dari Nazaret (Yoh. 1:46).

Mungkin kita sering tergoda mengeluh tentang keadaan yang dilimpahkan kehidupan kepada kita. Terkadang, kita iba kepada diri kita sendiri karena ketidak-adilan kehidupan. Di saat-saat itu, pandanglah kepada Yesus yang menjadikan Anda agar Anda suatu hari nanti mewarisi suatu kerajaan surgawi. #

{777 - (Seventh-day Adventist Families Worldwide; Praying 7 days a week at

7 o'clock [am or pm]); for the outpouring of the Holy Spirit. ”A chain of earnest praying believers should encircle the world...to pray for the Holy Spirit.“

RH, Jan. 3,1907}


Comments


Share Please !
Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square

© 2016 - RISDAF CHURCH

  • Twitter Classic
  • c-facebook
bottom of page