"INTI PENCOBAAN"
- J.B. Sangari
- Feb 9, 2016
- 2 min read

# MEDITATION - FEBRUARY 9, 2016 “TURN YOUR EYES UPON JESUS !” #
*SONG: “Turn your eyes upon Jesus, Look full in His wonderful face, and the things of earth will grow strangely dim, In the light of His glory and grace.”
{777 PRAYER - (SDA Families Worldwide - Praying 7 days a week at 7 o'clock [am or pm]); for the outpouring of the Holy Spirit. ”A chain of earnest praying believers should encircle the world...to pray for the Holy Spirit.“ [RH, Jan. 3, 1907]}
" INTI PENCOBAAN"
"Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.”
“THEN JESUS was led (guided) by the [Holy] Spirit into the wilderness (desert) to be tempted (tested and tried) by the devil.” -- (Mat. 4:1).
# Di sini untuk pertama kalinya Injil memperkenalkan kita kepada antagonis utama terhadap Kristus dalam konflik antara yang baik dan jahat. Matius menyebutkan “Iblis” dalam ayat 1, “pencoba” dalam ayat 3, dan di dalam ayat 10, Iblis – dalam terjemahan-terjemahan lain “Setan” (musuh) – nama sebenarnya setelah kejatuhan dalam kitab Kejadian. Sebelum fasal 4, Iblis selalu aktif di belakang layar, seperti Herodes, tetapi sekarang dia muncul dan maju ke depan.
Kita harus mengenal bahwa Allah maupun Roh Kudus bukan perantara yang aktif di dalam pencobaan. Matius cukup hati-hati dalam pemilihan kata-katanya: “Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.” Yakobus dengan jelas mengajarkan kita bahwa Allah tidak mencobai siapa pun (Yak. 1:13). Tetapi Allah mengizinkan para pengikut-Nya untuk mendapatkan pencobaan agar menguatkan dan memperkembangkan karakter mereka. Jadi kita jangan merasa tidak serasih lagi dengan Allah, apabila diri kita berada di tempat-tempat yang sulit. Bagaimanapun, pencobaan-pencobaan Yesus datang tepat setelah Ia dipenuhi Roh pada baptisan-Nya. Para pengikut Allah tidak dikecualikan dari tekanan-tekanan dunia. Lebih tepat ialah mereka diberi kekuatan untuk melawan kekuatan-kekuatan itu (1 Kor. 10:13). Begitulah dengan cara Yesus. Ia menghadapi pencobaan-pencobaan biasa dari manusia. Tetapi Dia menang (Ibr. 4:15).
Oleh pencobaan-pencobaan Kristus, kita bertemu dengan sifat esensial pencobaan itu sendiri. Sebelumnya kita catat bahwa Kristus yang memiliki tubuh dan wajah seperti manusia telah “mengosongkan diri-Nya sendiri” ketika Dia datang ke bumi (Fil. 2:5-8). Yaitu, Dia secara sukarela menanggalkan sifat Ilahi-Nya dan menyerahkan diri kepada kondisi-kondisi kehidupan yang juga kita hadapi. Sementara di bumi, Allah Anak hidup dalam kebergantungan kepada Allah Bapa, seperti juga kita (Yoh. 5:19, 30; 8:28; 14:10). Dia benar-benar menjadi salah satu dari kita.
Mohon dicatat bahwa pengosongan diri-Nya adalah perbuatan sukarela. Tidak ada yang memaksa-Nya menjadi manusia. Dia memilih berbuat demikian. Pada titik pengosongan diri Kristus secara sukarela ini kita temukan fokus dan kekuatan pencobaan-pencobaan-Nya. Jika musuh mampu membuat Yesus “mengisi” diri-Nya sekali saja dan membuat-Nya menggunakan kuasa “tersembunyi-Nya” maka peperangan itu sudah usai, dengan Setan sebagai pemenang. Ellen White mengemukaan bahwa “baginya sulit untuk menjaga agar tetap pada tingkat manusia sebagaimana sulit bagi manusia untuk bangkit lebih tinggi daripada tingkat rusak akhlak mereka yang rendah, dan menjadi bagian dari sifat Ilahi” (Review and Herald, 1 April 1875).
Di dalam pencobaan-pencobaan Kristus, kita temukan inti diri kita juga. Inti pencobaan pribadi saya tiap hari adalah berhenti bergantung pada Allah dan merasa diri sudah mampu menanggulangi segala-galanya sendiri, menjadi ilah kehidupan saya. #