Pencobaan 2: "Sensasionalisme Atau Ketaatan"
- Ps. J.B. Sangari
- Feb 11, 2016
- 2 min read

“TURN YOUR EYES UPON JESUS !”
*SONG: “Turn your eyes upon Jesus, Look full in His wonderful face, and the things of earth will grow strangely dim, In the light of His glory and grace.”
"Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" -- (Mat. 4:5-7).
(“Then the devil taketh him up into the holy city, and setteth him on a pinnacle of the temple, And saith unto him, If thou be the Son of God, cast thyself down: for it is written, He shall give his angels charge concerning thee: and in their hands they shall bear thee up, lest at any time thou dash thy foot against a stone. Jesus said unto him, It is written again, Thou shalt not tempt the Lord thy God.” - KJV).
# Ibllis dapat mengutip Alkitab dan terdengar mengesankan. Jangan pernah melupakan pernyataan yang krusial itu. Andaikan pencobaan Yesus yang pertama terjadi pada titik kelemahan-Nya yang terbesar (lapar), sasaran yang kedua adalah kekuatan-Nya yang terbesar, yaitu keakraban-Nya dengan Alkitab dan janji-janji Allah.
Mengutip Mazmur 91:11,12, Setan menyarankan agar Yesus sebaiknya melompat menuju kemasyhuran. Hal itu bisa saja tampak absurd bagi kita, tetapi itu bukan ide yang buruk. Bagaimanapun, bukankah bangsa Yahudi selalu mencari-cari sebuah “tanda” (Mat. 12:38; 1 Kor. 1:22) dengan mana mengidentifikasikan Mesias apabila Dia tiba ? Inilah ide yang sempurna. Satu lompatan dari puncak Bait Allah, yang menjulang lebih tinggi dari 120 meter di atas lembah Hinnon, akan benar-benar mengesankan. Maleakhi telah membuatnya bahwa “dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya” (Mal. 3:1), dan para rabi tertentu telah meramalkan bahwa “apabila Raja Mesias tampil, dia akan berdiri di atas atap Bait Allah.”
Bagi bangsa Yahudi, tidak ada yang paling menggenapkan daripada nubuatan Alkitab. Rakyat akan mudah berbaris di belakang Mesias seperti itu. Mereka menginginkan Mesias yang spektakuler. Bagi Yesus, itu merupakan cara yang lebih mudah memperoleh pengikut dibanding penyaliban. Dan hasilnya akan terlihat dengan segera.
Tetapi Dia sekali lagi menjawab Setan dengan ayat-ayat Alkitab. Kali ini Dia membandingkan ayat Kitab Suci dengan ayat Kitab Suci (“Ada pula tertulis”), yang paling cocok dalam situasi tersebut, karena Setan telah salah menggunakan perikop Mazmur 91 itu.
Di dalam jawaban-Nya, Yesus mengajarkan kita bahwa sekedar kutipan-kutipan yang diilhami tidaklah cukup. Kutipan-kutipan itu harus diinterpretasi secara tepat untuk memperoleh artinya di dalam koteksnya yang spesifik dan di dalam keseluruhan kerangka karakter Allah. Untuk mengobral kutipan-kutipan di luar konteks bisa saja dapat atau tidak dapat membuat seseorang menjadi fanatik, tetapi praktek seperti itu secara jelas tidak dapat mengubah perorangan-perorangan menjadi pengikut Yesus.
Pada pencobaan yang kedua, kita mendapat pelajaran penting bagi kehidupan kita. Ibllis memiliki seribu cara menyesatkan kita, bahkan dengan menggunakan Alkitab. Dengan mengingat hal itu, betapa pentingnya kita menjadi para siswa Alkitab yang setia membaca firman Allah agar kita dilindungi dari Setan yang mengejar kita “seperti singa yang mengaum-ngaum” (1Pet. 5:8). #