"Panggilan Adalah Sebuah Proses"
- Ps. J.B. Sangari
- Feb 15, 2016
- 2 min read

MEDITATION “TURN YOUR EYES UPON JESUS !”
*SONG: “Turn your eyes upon Jesus, Look full in His wonderful face, and the things of earth will grow strangely dim, In the light of His glory and grace.”
"Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah !" Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus.”-- (Yoh. 1:35-37). (“Again the next day after John stood, and two of his disciples; And looking upon Jesus as he walked, he saith, Behold the Lamb of God ! And the two disciples heard him speak, and they followed Jesus.”--KJV).
# Kita sering lupa bahwa beberapa murid utama Yesus dulunya adalah pengikut Yohanes Pembaptis. Salah satunya adalah Andreas. Nah inilah seorang murid yang tidak terkenal. Melihat sekilas ke dalam konkordans menunjukkan bahwa Alkitab menyebutkan namanya hanya 13 kali, biasanya dalam daftar murid atau sebagai saudara laki-laki Petrus—Andreas adalah “orang lain itu” yang mempunyai saudara termasyhur.
Tetapi Andreas inilah yang tidak kelihatan yang membawa Petrus kepada Kristus. Tentu saja, hasilnya Yesus dengan serta merta menilai Simon Petrus sebagai sosok yang harus dikenal secara khusus. Dan di sini kita temukan satu hal yang perlu dicatat—Yesus tidak pernah melihat kita sekadar apa adanya namun kita bisa menjadi apa melalui kasih karunia-Nya.
Petrus, bersama Yakobus dan Yohanes Zebedeus, mereka menjadi pengikut Kristus yang paling penting dan nyata. Hal itu agaknya tidak pernah mengganggu Andreas. Dia rupanya, sejak semula, sedia menempati tempat kedua sebagai seorang yang memperkenalkan orang-orang kepada Yesus.
Injil keempat tidak menunjukkan siapa murid kedua Yohanes Pembaptis yang mengikuti Yesus bersama Andreas. Tetapi kalau kita telah gayanya, orang itu adalah si penulis sendiri. Yohanes pada mumnya mengidentifikasikan dirinya sebagai “murid yang lain itu.” Beberapa dasawarsa kemudian, Yohanes yang berusia lanjut memiliki banyak kenangan mengenai tahun-tahun dini itu. Menulis Injil terakhir, ia berusaha mengisi beberapa kekosongan yang Matius, Markus, dan Lukas tinggalkan dalam kisah itu. Beberapa tempat yang kosong itu berkaitan denga panggilan pertama pada dirinya sendiri, pada Andreas, Petrus, Filipus, dan Natanael. Kejadian-kejadian ini begitu berarti bagi laki-laki berusia lanjut itu sehingga bahkan masih mengingat kata-kata yang tepat diucapkan kala itu dan menyebut semuanya dalam Yohanes 1:35-51. Dia akan melakukan dari waktu ke waktu di seluruh Injilnya, dengan demikian memberi para pembaca secara berlanjut menembusi abad dan zaman dengan kenangan-kenangan intim yang hanya seorang pengikut dapat ketahui.
Salah satu ingatan itu adalah panggilan para murid itu merupakan sebuah proses dan bukan kejadian sekaligus seperti dikesankan oleh Matius, seakan-akan mereka menyerahkan semua pada pertemuan pertama mereka dengan Yesus.
Bukan begitu, kata Yohanes. Pertama, beberapa mereka tadinya murid-murid sang Pembaptis. Kemudian beberapa murid itu bertanya kepada Yesus. Berikutnya mereka memperkenalkan orang-orang yang nantinya menjadi murid-murid-Nya. Dan kemudian Yesus memberitahu mereka agar meninggalkan pekerjaan mereka dan mengikut-Nya.
Yang sama berlaku di zaman kita. Yesus masih memanggil murid-murid, selangkah demi selangkah. Pertanyaan saya satu-satunya adalah langkah apa yang ada di dalam benak-Nya bagi saya sekarang ?