# MENGGENAPI HUKUM BAGIAN 2 #
- Ps. J.B. Sangari.
- Mar 7, 2016
- 2 min read

# MEDITATION - MARCH 7, 2016 “TURN YOUR EYES UPON JESUS !” #
*SONG: “Turn your eyes upon Jesus, Look full in His wonderful face, and the things of earth will grow strangely dim, In the light of His glory and grace.”
# MENGGENAPI HUKUM BAGIAN 2 #
“Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.”--Mat. 5:27,28.
(“Ye have heard that it was said by them of old time, Thou shalt not commit adultery: But I say unto you, That whosoever looketh on a woman to lust after her hath committed adultery with her already in his heart.”)
# Ini serius ! Saya ingat pertama kali saya berkutat dengan perikop ini. Saya berusia 19 tahun dan beberapa bulan sebelumnya telah dibaptis dari latar belakang agnostik, yaitu faham yang tidak mengetahui ada tidaknya Tuhan. Saya berada di sebuah toko setempat, sedang melongo melihat seorang wanita sementara saya menunggu istri saya. Tentu saja, saya bukan sekadar melongo saja. Saya sedang memikirkan hal-hal yang sama yang saya dulu nikmati sebelum saya menjadi Kristen.
Mendadak apa yang saya lakukan itu menghantam saya seperti satu ton batu bata. Roh Kudus berbicara keras dan nyata kepada hati nurani saya: “Kamu tidak bisa melakukan itu. Adalah salah mengingini seorang wanita lain, sekalipun kamu hanya memikirkannya.” Saya tidak peduli pelajaran itu. Bagaimanapun dengan “polos” saya sedang menikmati, dan kemudian dia mendobrak ke dalam relung-relung hati saya. Saya ingin agar Roh Kudus berkata: “Cepatlah pergi !”
Sesungguhnya, saya mulai menyadari bahwa dosa lebih daripada sesuatu tindakan—dosa itu menyangkut pola pikir. Saya mulai mengenal kebenaran yang Yesus bentangkan ketika Dia mengajar bahwa dosa “berasal dari hati “ ( Mat. 15:18). Yesus menjelaskan hal yang sama ketika Dia beralih dari perintah keenam dari membunuh, kepada amarah (Mat. 5:21,22).
Saya tadinya merasa nyaman sebelumnya. Bagaimanapun, saya tak pernah membunuh orang. Dan kemungkinan besar, saya tidak akan pernah membunuh siapa pun, namun tidak pernah ada orang yang menuduh saya melakukan tindakan seperti itu. Menurut saya, saya pria baik-baik, suatu pribadi yang setidaknya cukup waras.
Tetapi menjadi benar sendiri seperti itu, pecah berantakan ketika saya mulai membaca bahwa Yesus menggenapi hukum. Dia memberitahu bahkan saya tidak boleh marah, dalam arti seperti seseorang yang kemarahannya melekat padanya, tak mau meredakannya, dan berusaha membalas dendam. Di sini dengan telak ajaran Yesus menghantam saya. Walau saya tidak membunuh, tetapi ketika saya jadi marah kepada beberapa orang dengan siapa saya harus berurusan, saya melakukan hal yang sama ekstrimnya.
Saya tidak suka teologi baru ini. Saya lebih nyaman dengan definisi-definisi saya sendiri, karena itu membuat saya merasa nyaman.
Namun tujuan Yesus bukanlah untuk membuat saya nyaman atau merasa bahagia. Tujuan-Nya untuk membantu saya melihat sifat dosa dan betapa saya membutuhkan pengampunan-Nya dan kasih karunia-Nya yang menguatkan saya.
Tuhan di surga, bantulah saya untuk menjalani kehidupan dan makna dari hukum-Mu sepenuhnya, dan bukan sekadar kulit luarnya saja. #