top of page

# YESUS – SANG ULAR  #

  • Ps. J.B. Sangari
  • Apr 2, 2016
  • 2 min read

MEDITATION--APRIL 2, 2016 -- “TURN YOUR EYES UPON JESUS !”

*Song: “Turn your eyes upon Jesus, Look full in His wonderful face, and the things of earth will grow strangely dim, In the light of His glory and grace.”

# YESUS – SANG ULAR #

[John 3:14,15] “14) And as Moses lifted up the serpent in the wilderness, even so must the Son of man be lifted up: (15) That whosoever believeth in him should not perish, but have eternal life.”

[Yoh. 3:14,15] ”14) Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, (15) supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.”

# Di sini Yesus membawa kita kembali kepada sebuah kisah yang dicatat di dalam Bilangan 21:4-9. Dalam kisah ini umat Israel membandingkan masa lalu yang dianggap “patut” dan paling disukai—mengomel dan mengeluh. Mereka menyesal bahwa mereka telah meninggalkan Mesir.

Sebagai hukuman dari ketiadaan iman mereka, sementara mereka masih dipimpin secara ajaib oleh-Nya, Allah mengirimkan kepada mereka ular-ular tedung berbisa yang mematikan. Dengan merasa menyesal, bangsa itu berseru memohon ampun. Tuhan menanggapinya dengan memerintahkan Musa supaya membuat ular tedung dari tembaga dan mengangkatnya di tengah perkemahan Israel. Semua yang mengikuti perintah Allah dalam iman dan memandang ular itu akan disembuhkan.

Umat Yahudi suka sekali mengulangi dan menceritakan kembali kisah ini. Masalah utama kisah itu adalah bahwa Allah juga memberitahu mereka agar jangan sekali-kali membuat patung atau memuja patung. Tetapi Tuhan sudah memerintahkan pembuatan patung yang satu ini, walau kenyataannya ular merupakan lambang Setan semenjak Eden. Umat Yahudi rupanya menyimpan ular tembaga itu dalam Tabernakel dan kemudian pada Bait Allah sebagai benda keramat sampai zaman Hizkia, di mana mereka memuja ular itu, namun diperintahkan agar ular itu dihancurkan (2 Raj. 18:4). Pada zaman Yesus seorang penulis Yahudi menganggapnya penting untuk menunjukkan bahwa bukanlah ular tembaga itu yang menyembuhkan bangsa itu, tetapi Allah.

Bagaimanapun, Yesus menggunakan kisah Yahudi yang ganjil itu untuk membuat suatu kesimpulan yang penting pada penutupan diskusi-Nya dengan Nicodemus: Sebagaimana “Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.”

Seperti bagian-bagian lain dari diskusi dengan Nicodemus, di sini kita menemukan sebuah misteri. Jadi bagaimanakah kita dapat membandingkan penyaliban Kristus dengan seekor ular pada tiang ? Bukankah ular dalam cerita Alkitabiah merupakan masalah dan bukan solusi ?

Walaupun kita mungkin tidak mengerti semua secara rinci mengenai apa yang Yesus katakan, maksud-Nya sudah sangat jelas: Bahwa sebuah sambutan iman di pihak kita akan menghasilkan penyembuhan rohani kelahiran baru, dan bekerjanya Roh di dalam hati dan kehidupan kita, seperti yang telah dilakukan-Nya pada umat Israel zaman dulu di padang gurun.

Kita sebagai perorangan tidak dilahirkan dalam keadaan yang sudah diselamatkan untuk kehidupan yang kekal. Keselamatan itu datang dengan memandang kepada Yesus di atas kayu salib dalam sebuah sikap iman yang mendalam di dalam kuasa Allah. #


 
 
 
Share Please !
Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square

© 2016 - RISDAF CHURCH

  • Twitter Classic
  • c-facebook
bottom of page