# BERHATI-HATILAH BERDOA BAGI DIRI SENDIRI #
- Pr. J.B. Sangari
- Jun 1, 2016
- 2 min read

MEDITATION—JUNE 1, 2016 -- “TURN YOUR EYES UPON JESUS !”
*Song: “Turn your eyes upon Jesus, Look full in His wonderful face, and the things of earth will grow strangely dim, In the light of His glory and grace.”
# BERHATI-HATILAH BERDOA BAGI DIRI SENDIRI #
(Luke 18:10-14) -- “10] Two men went up into the temple to pray; the one a Pharisee, and the other a publican. [11] The Pharisee stood and prayed thus with himself, God, I thank thee, that I am not as other men are, extortioners, unjust, adulterers, or even as this publican. [12] I fast twice in the week, I give tithes of all that I possess. [13] And the publican, standing afar off, would not lift up so much as his eyes unto heaven, but smote upon his breast, saying, God be merciful to me a sinner. [14] I tell you, this man went down to his house justified rather than the other: for every one that exalteth himself shall be abased; and he that humbleth himself shall be exalted.”
(Lukas 18:10-14) -- ”10] Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. [11] Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; [12] aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. [13] Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. [14] Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
# Tidak ada yang lebih menyenangkan selain berdoa bagi diri sendiri, mengenai diri sendiri! Tentu saja, segala sesuatu yang dikatakan mengenai dirinya sendiri itu, benar. Dia berpuasa; dan dengan cermat memberikan persepuluhan. Dia tidak seperti orang-orang lain. Dan tentu saja tidak seperti pemungut cukai yang rendah dan mengenaskan itu.
Dalam keseluruhannya, orang Farisi itu orang baik. Dan dia mengetahuinya. Di dalam doanya, dia ingin pastikan bahwa Allah juga mengakui hal itu. Jadi, dia menyatakan kepada Allah tentang kebenarannya, kesetiaannya kepada gereja dan sebagainya. Dia mengingatkan kita kepada Rabi Simeon ben Jochai, yang pernah berkata, “Jika hanya ada dua orang yang benar di dunia, saya dan putra saya adalah kedua orang ini; dan jika hanya ada satu, maka sayalah itu !” Sesungguhnya orang Farisi dalam perumpamaan itu tidak berdoa tapi “Tetapi pertanyaannya bukanlah, ‘Apakah saya sebaik sesama saya ?’ Pertanyaannya adalah, ’Apakah saya sebaik Allah ?’” Apabila kita melihat diri kita di sisi Allah maka yang seseorang dapat lakukan hanyalah berseru “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini !” (Ef. 2:8,9).
Perhatikanlah: “Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus menyatakan perumpamaan ini.” (Luk. 18:9). “ ... Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (ayat 14b.). #