top of page

# PERLUNYA BERDOA DI TENGAH KEBERHASILAN #

  • Pr. J.B. Sangari
  • Jun 8, 2016
  • 3 min read

MEDITATION—JUNE 8, 2016 -- “TURN YOUR EYES UPON JESUS !”

*Song: “Turn your eyes upon Jesus, Look full in His wonderful face, and the things of earth will grow strangely dim, In the light of His glory and grace.”

# PERLUNYA BERDOA DI TENGAH KEBERHASILAN #

(John 6:10-15) -- “10] And Jesus said, Make the men sit down. Now there was much grass in the place. So the men sat down, in number about five thousand. [11] And Jesus took the loaves; and when he had given thanks, he distributed to the disciples, and the disciples to them that were set down; and likewise of the fishes as much as they would. [12] When they were filled, he said unto his disciples, Gather up the fragments that remain, that nothing be lost. [13] Therefore they gathered them together, and filled twelve baskets with the fragments of the five barley loaves, which remained over and above unto them that had eaten. [14] Then those men, when they had seen the miracle that Jesus did, said, This is of a truth that prophet that should come into the world. [15] When Jesus therefore perceived that they would come and take him by force, to make him a king, he departed again into a mountain himself alone.”

(Yohanes 6:10-15) -- ”10] Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. [11] Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. [12] Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang." [13] Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. [14] Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia." [15] Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.”

# Pernahkah Anda memberi makan orang banyak ? Bahkah dua lusin tamu saja sudah bisa membuat tuan rumah terganggu dalam merencanakan dan menyediakannya.

Coba 5.000 ! Atau lebih baik lagi 20.000, karena yang dihitung zaman itu hanyalah para laki-laki saja. Para istri dan anak-anak masih harus ditambahkan. Tetapi bahkan hanya memberi makan 5.000 saja sudah merupakan prestasi sangat baik jika Anda dapat melakukannya dengan dua ikan ukuran kecil dan lima potong roti jelai kecil.

Orang-orang tidak kehilangan arti penting mujizat itu. Dengan serta merta mereka mengidentifikasikan Yesus sebagai “nabi yang akan datang,” suatu rujukan ke Ulangan 18, dimana Musa mengatakan: “Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh Tuhan, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan” (ayat 15,18).

“Inilah dia yang telah dijanjikan,” terlintas di pikiran orang banyak. Inilah Musa ke-dua. Sebagaimana Musa menyediakan manna yang ajaib itu di padang gurun, Yesus menyediakan roti dari surga untuk kita (Yoh. 6:5-14).

Dan sebagaimana Musa menyelamatkan kita dari penjajah, maka logika penalarannya, penggantinya akan membebaskan kita dari bangsa Romawi. Mereka memutuskan menjadikan Yesus raja di tempat itu. Bahkan para murid turut tergiur oleh kemungkinan itu. Markus memberi tahu kita bahwa Yesus harus “membuat” atau “memaksa” mereka naik ke atas perahu mereka dan meninggalkan-Nya, sementara Dia membubarkan massa (Mrk. 6:45,46).

Kita kehilangan bagian penting dari kisah ini jika kita gagal melihat Yesus dibujuk untuk memperoleh kerajaan tanpa kayu salib. Dia sedang menghadapi cobaan terberat-Nya. Di sini terjadi ulangan pencobaan pertama-Nya, di padang gurun, tetapi dengan kekuatan yang lebih besar. Sekarang Dia memperagakan bahwa Dia dapat membuat roti “dari batu”dan hal tersebut sangat mengesankan orang-orang. “Dirikan kerajanmu di atas roti. Jadikan itu yang pertama dalam program-Mu untuk menghapus kelaparan. Gandakan roti dan ikan selalu dan rakyat akan mengasihi-Mu.”

Kita merasakan kesungguhan pencobaan bagi Yesus tercermin oleh kenyataan bahwa segera setelah membubarkan orang banyak, “Ia pergi ke bukit untuk berdoa” (ayat 46).

Melakukan kehendak Allah dalam menyelesaikan missi-Nya tetap merupakan yang utama dalam kehidupan-Nya. Dan melakukan kehendak Allah berarti selalu berdoa, bahkan bagi saya dan anda sampai hari ini dan seterusnya. #


 
 
 
Share Please !
Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square

© 2016 - RISDAF CHURCH

  • Twitter Classic
  • c-facebook
bottom of page