# HINDARI MENJADI PETRUS #
- Pr. J.B. Sangari
- Jun 23, 2016
- 3 min read

MEDITATION—JUNE 23, 2016 -- “TURN YOUR EYES UPON JESUS !”
*Song: “Turn your eyes upon Jesus, Look full in His wonderful face, and the things of earth will grow strangely dim, In the light of His glory and grace.”
# HINDARI MENJADI PETRUS #
(Mark 8:31-33 -- “31] And he began to teach them, that the Son of man must suffer many things, and be rejected of the elders, and of the chief priests, and scribes, and be killed, and after three days rise again. [32] And he spake that saying openly. And Peter took him, and began to rebuke him. [33] But when he had turned about and looked on his disciples, he rebuked Peter, saying, Get thee behind me, Satan: for thou savourest not the things that be of God, but the things that be of men.”
(Markus 8:31-33) -- “31] Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. [32] Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. [33] Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
[ PANDANGLAH KEPADA YESUS, YANG MELANGKAH MENUJU KAYU SALIB ]
# Kesombongan Petrus ditegur dengan telak di hadapannya. Dia cukup bersungguh-sungguh, tetapi dia telah menyinggung bagian yang paling peka dalam diri Yesus. Kerasnya teguran-Nya kepada Petrus menunjukkan betapa penting kayu salib itu bagi pelayanan-Nya dan keutuhan untuk mendidik para pemimpn masa depan pada pemusatan pada gereja-Nya.
Pencobaan itu bukan saja datang, tetapi pecobaan itu keluar dari mulut seorang teman. Itulah keadaan menyedihkan dari kehidupan bahwa Iblis dapat menggunakan para pengikut Yesus—bahkan para pendeta-Nya—untuk melakukan pekerjaannya sendiri.
Sebagai umat Kristen kita bukan saja berpotensi mengkhanati Yesus, tetapi juga terhadap satu sama lain. Kita juga dapat membimbing sesama umat Kristen kearah yang salah dan mengecilkan hati mereka untuk melaksanakan kehendak Allah dengan menasihati mereka agar menghindari semua bahaya terhadap diri mereka dan ketidaknyamanan kita. Supaya tanpa kita sadari kita tidak memainkan peran Iblis, kita perlu lebih waspada daripada Petrus.
Pengalaman Petrus mengajarkan kita pelajaran-pelajaran lain. Salah satunya adalah kita sebagai umat-umat Kristen merupakan kumpulan yang beragam. Pada satu ketika saya bisa memiliki pengertian mendalam, lalu di kesempatan lain saya bisa menjadi alat Iblis.
Dalam keadaan paling baik, kita adalah makhluk-makhluk yang mudah membuat kekeliruan karena kita sebagian dikendalikan pengetahuan dan sebagian karena kita tidak tahu apa-apa. Kita semua menginjakkan satu kaki di dalam kerajaan Tuhan. Kita sudah diselamatkan dalam pengertian bahwa kita telah menerima Yesus, tetapi kenyataan yang jelas bahwa Dia masih harus banyak melakukan bagian dalam diri kita.
Satu pelajaran lain bahwa kita perlu berhati-hati untuk tidak membuang orang karena kedunguan dan kesalahan-kesalahan mereka. Yesus pada pelajaran di hari-hari dan minggu-minggu mendatang akan memperagakan kesabaran yang hampir tiada batas dalam bekerja dengan para murid-Nya yang selalu menyimpang dan berbuat salah. Seorang penulis mengemukakan bahwa “bukan saja suatu kebodohan yang massif mencegah mereka dan mengerti,” tetapi mereka berhasil berperilaku seperti itu sampai setelah kebangkitan. Tetapi, Yesus, tidak meninggalkan mereka sebagai suatu usaha yang sia-sia. Juruselamat kita telah mulai mengajar mereka mengenai arti menjadi orang Kristen. Sebagaimana Dia tidak jera dan tetap mendampingi mereka, begitu juga Dia tidak akan jera dan akan tetap mendampingi kita. Dan kita juga tidak meningalkan orang lain, tetapi tetap mendampingi sesama kita. #