top of page

# ARTI PEMURIDAN [1] #

  • Pr. J.B. Sangari
  • Jun 24, 2016
  • 2 min read

MEDITATION—JUNE 24, 2016 -- “TURN YOUR EYES UPON JESUS !”

*Song: “Turn your eyes upon Jesus, Look full in His wonderful face, and the things of earth will grow strangely dim, In the light of His glory and grace.”

# ARTI PEMURIDAN [1] #

(Matthew 16:24 -- “24] Then said Jesus unto His disciples, If any man will come after Me, let him deny himself, and take up his cross, and follow Me.”

(Matius 16:24) -- “24] Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”

[ PANDANGLAH KEPADA YESUS, YANG MELANGKAH MENUJU KAYU SALIB ]

# Ketika Yesus mulai “mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan … dibunuh” (Mark. 8:31), Dia benar-benar baru memulai perintah-Nya, karena suatu pengertian baru mengenai kuasa penyelamatan mengharuskan sebuah sudut pandang baru mengenai pemuridan. Dan jika interpretasi yang baru mengenai Kemesiasan tidak disukai oleh Petrus dan yang lain, konsep baru mengenai pemuridan juga akan sama tidak disukai. “Setiap orang yang mau mengaku mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”

Ayat itu berisi dua dari kata-kata yang paling sulit bagi seseorang untuk menhadapi—“menyangkal” dan “salib.” Apabila kita memikirkan penyangkalan kita membayangkan menjauhya diri dari beberapa kenikmatan selama satu periode tertentu, sedangkan pada waktu bersamaan, barangkali mengucapkan selamat bagi diri sendiri mengenai betapa hebatnya apa yang kita lakukan dalam upaya pengendalian diri dan / atau bermurah hati.

Tetapi itu jauh daripada apa yang dimaksudkan Yesus dengan “menyangkal.” Inilah sebuah kata yang tajam dan meminta sesuatu. Seorang pakar mengemukakan bahwa di dalam ayat 24, artinya adalah “melupakan diri sendiri, buta terhadap diri sendiri dan kepentingan diri sendiri.”

Seorang penulis lain menyatakan bahwa “menyangkal diri adalah sesuatu yang lebih dalam” daripada sekadar penyangkalan diri. “Hal itu bukan membuat kita berakhir, tetapi suatu kebaikan di dalam kerajaan Allah. Itulah menempatkan diri lebih yang selalu menuntut, dengan tuntutannya yang nyaring untuk selalu didahulukan, keasyikan dengan ’Aku,’—‘Saya’ dan ‘milik saya,’ kepedulian terhadap diri sendiri, desakan akan hal-hal yang nyaman dan prestisius; menyangkal diri, bukan demi penolakan akan moral atletik, tetapi demi Kristus, demi meletakkan diri sendiri ke dalam upaya-Nya.”

Dengan demikian, ada perbedaan besar antara penyangkalan diri dan menyangkal diri sendiri. Yang pertama merupakan operasi kecil di permukaan, sedangkan yang ke-dua adalah masalah hati—atau, lebih khusus lagi, suatu perubahan hati.

Di sinilah sebuah tempat di mana kita masing-masing pengikut Yesus perlu menjadi lebih terbuka dan lebih jujur. Yeremia memberitahu kita bahwa “betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu” (Yer. 17:9). Yang terakhir yang hati kita ingin lakukan adalah menyadari bahwa menyangkal diri serta berdiri tegak di tengah kepribadian seorang Kristen yang sungguh, haruslah menjadi tumpuan kehidupan kita sebagai murid Tuhan. #


 
 
 
Share Please !
Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square

© 2016 - RISDAF CHURCH

  • Twitter Classic
  • c-facebook
bottom of page