top of page

# ARTI PEMURIDAN [2] #

  • Ps. J.B. Sangari
  • Jun 25, 2016
  • 2 min read

MEDITATION—JUNE 25, 2016 -- “TURN YOUR EYES UPON JESUS !”

*Song: “Turn your eyes upon Jesus, Look full in His wonderful face, and the things of earth will grow strangely dim, In the light of His glory and grace.”

# ARTI PEMURIDAN [2] #

(Mark 8:34) -- “34] And when He had called the people unto Him with His disciples also, He said unto them, Whosoever will come after Me, let him deny himself, and take up his cross, and follow Me.”

(Markus 8:34) -- “34] Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal (semua hak) dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”

[ PANDANGLAH KEPADA YESUS, YANG MELANGKAH MENUJU KAYU SALIB ]

# Kata kedua yang sulit dalam penggambaran Yesus mengenai pemuridan adalah “salib.” Berita buruk bagi Petrus dan para murid lainnya (termasuk kita) adalah bahwa salib Yesus bukan satu-satunya. Dia meneruskan dengan mengatakan bahwa tiap pengikut-Nya—pria maupun wanita—akan mempunyai salibnya sendiri.

Supaya dapat sepenuhnya mengerti perkataan bahwa setiap orang harus memikul salib, kita perlu menempatkan diri kita di temat para murid mula-mula itu. Gambaran tentang salib atau disalib tidak mengetarkan daya khayal kita di abad ke-duapuluh satu ini. Bagi kita, “penyaliban” adalah sebuah kata yang telah kehilangan arti. Tetapi bukan begitu keadaannya dengan para murid. Mereka tahu bahwa memikul salib adalah melangkah sekali jalan menuju suatu tempat yaitu kematian.

Dengan pengertian tersebut maka kata “menyangkal” dan kata “salib” saling menyilang. Salib, seperti konsep penyangkalan atas diri sendiri, telah diremehkan oleh komunitas Kristen. Bagi beberapa orang, memikul salib adalah memakai sebagai hiasan leher. Bagi orang lain itu berarti bertahan dan bersabar dengan ketidak-nyamanan atau hambatan dalam kehidupan, seperti suami yang menggerutu terus menerus karena isteri ceroboh, atau bahkan menyandang cacat fisik, dan sebaliknya.

Di dalam pikiran Yesus tidak terdapat karikatur pemikul salib seperti itu. Dia berbicara tentang salib sebagai suatu alat kematian—bukan fisik bagi sebagian besar pendengar-Nya, tetapi mengenai penyaliban diri, menyangkal inti dari kehidupan kita dan kesetiaan utama kita kepada diri sendiri. Ellen White mengemukakan bahwa “peperangan melawan diri sendiri adalah pertempuran yang paling besar yang pernah digelar” (Steps to Christ, hlm. 43). Dan James Denney menekankan bahwa “walau dosa kemungkinan secara alami lahir tapi matinya tidak alami; dalam tiap kasus dosa harus divonis secara moral dan dibunuh.” Menjatuhkan vonis itu adalah perbuatan kemauan di bawah dorongan hati oleh Roh Kudus. Yesus dan Paulus berulang kali mengacu kepada hal tersebut sebagai suatu penyaliban.

Paulus sangat jelas mengenai topik tersebut dalam Roma 6, di mana dia menggambarkan menjadi seorang Kristen adalah suatu penyaliban “manusia lama” (ayat 6) dan suatu kebangkitan kepada cara hidup baru dengan pusat yang baru—Yesus dan kehendak-Nya. Kematian itu mutlak di dalam perintah-Nya untuk menyangkal diri sendiri dan memikul salib diri sendiri. Paulus menekankan bahwa pembaptisan selam adalah lambang yang sempurna dari kematian rohaniah dan kebangkitan ke sebuah hidup baru yang berpusat pada Allah (ayat 1-11). #


 
 
 
Share Please !
Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square

© 2016 - RISDAF CHURCH

  • Twitter Classic
  • c-facebook
bottom of page