# ARTI PEMURIDAN [3] #
- Pr. J.B Sangari
- Jun 26, 2016
- 2 min read

MEDITATION—JUNE 26, 2016 -- “TURN YOUR EYES UPON JESUS !”
*Song: “Turn your eyes upon Jesus, Look full in His wonderful face, and the things of earth will grow strangely dim, In the light of His glory and grace.”
# ARTI PEMURIDAN [3] #
(Matthew 16:25,26) -- “25] For whosoever will save his life shall lose it: and whosoever will lose his life for my sake shall find it. [26] For what is a man profited, if he shall gain the whole world, and lose his own soul ? or what shall a man give in exchange for his soul ?”
(Matius 16:25,26) -- “25] Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. [26] Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya ? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya ?”
[ PANDANGLAH KEPADA YESUS, YANG MELANGKAH MENUJU KAYU SALIB ]
# Kita sudah menghabiskan waktu cukup banyak untuk mempelajari Matius 16:13-26. Selama 10 hari kita merenungkan ayat-ayat ini. Dan beralasan sekali. Menyediakan satu titik untuk perputaran peristiwa dalam kisah Injil. Sampai titik tersebut kita memusatkan perhatian mengenai siapa Yesus itu. Setelah itu penekanannya bergeser kepada apa saja yang dimaksudkan tentang Keallahan.
Dan pusat dari arti itu adalah dua salib—milik Kristus dan milik kita. Ajaran mengenai kedua salib itu mencakup inti dari ajaran Kristen, mengenai Kemesiasan dan pemuridan.
Untuk lebih mengerti ajaran Yesus yang berhubungan dengan salib saya, saya harus mengingat bahwa dosa, dalam pengertian paling mendasar, adalah di pusat kehidupan saya. Dosa adalah pemberontakan terhadap Dia dalam arti bahwa saya memilih menjadi penguasa kehidupan saya sendiri—dengan berkata “Tidak” kepada Allah dan “Ya” kepada diri sendiri.
Prinsip kehidupan yang berpusat pada diri sendiri ini adalah merupakan hal yang alami bagi semua manusia yang seharusnya. Maka Dietrich Bonhoffer berbicara dalam hati mengenai apa artinya menjadi umat Kristen ketika dia menulis bahwa “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan” (Mat. 6:24). Dasar dari ini adalah: Siapa yang saya akan tempatkan di atas takhta kehidupan saya ? Diri saya sendiri atau Allah ? Saya tidak dapat mengabdi kepada keduanya pada saat yang bersamaan. Apabila saya berhadapan dengan tuntutan Kristus, saya harus menyalibkan Dia atau membiarkan Dia menyalibkan diri saya. Tidak ada jalan tengah.
Dalam konteks tersebut maka kehilangan nyawa atau memperolehnya, dan memperoleh seluruh dunia atau kehilangan seluruh dunia, mempunyai arti tersendiri. Apakah yang saya perlu tanyakan pada diri saya sendiri tentang berapa harga saya ? Di bidang apakah dan di tahap apakah saya bersedia menjual jiwa-raga saya dan menukarnya dengan harta dunia ? Apakah karena popularitas, uang, prestise, “cinta,” “kesenangan,” atau sesuatu yang lain ? Pada akhirnya bahwa semua itu tidak membuat sesuatu perbedaan, karena saya masih tersangkut pada pilihan yang tidak mau beranjak pergi. Keputusannya selalu adalah kita memilih sesuatu untuk Yesus. #