# TANGGALKAN MENGANGGAP DIRI PALING SUCI #
- Pr. J.B. Sangari
- Jul 1, 2016
- 3 min read

MEDITATION—JULY 1, 2016 -- “TURN YOUR EYES UPON JESUS !”
*Song: “Turn your eyes upon Jesus, Look full in His wonderful face, and the things of earth will grow strangely dim, In the light of His glory and grace.”
# TANGGALKAN MENGANGGAP DIRI PALING SUCI #
(Matthew 18:5-10) -- “5] And whoso shall receive one such little child in my name receiveth me. [6] But whoso shall offend one of these little ones which believe in me, it were better for him that a millstone were hanged about his neck, and that he were drowned in the depth of the sea. [7] Woe unto the world because of offences! for it must needs be that offences come; but woe to that man by whom the offence cometh ! [8] Wherefore if thy hand or thy foot offend thee, cut them off, and cast them from thee: it is better for thee to enter into life halt or maimed, rather than having two hands or two feet to be cast into everlasting fire. [9] And if thine eye offend thee, pluck it out, and cast it from thee: it is better for thee to enter into life with one eye, rather than having two eyes to be cast into hell fire. [10] Take heed that ye despise not one of these little ones; for I say unto you, That in heaven their angels do always behold the face of my Father which is in heaven.”
(Matius 18:5-10) -- “5] Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku." [6] "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. [7] Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakan-nya. [8] Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal. [9] Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua. [10] Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga. ‘
[ PANDANGLAH KEPADA YESUS, YANG MELANGKAH MENUJU KAYU SALIB ]
# Satu hal yang jelas dari ayat-ayat ini, bahwa Allah peduli kepada yang lemah di dalam jemaat kita, entah mereka muda dan yang tak bersalah (si “anak” dalam ayat 5) atau anggota-anggota baru atau mereka yang sedang bergumul (“anak-anak kecil” dalam ayat 6 dan 10).
Sementara ayat 5 memberi suatu janji yang berhubungan dengan penerimaan dan pengurusan anak-anak yang tidak berarti, Yesus mengubah di dalam pembicaraan-Nya bergerak dari kerendahan hati ke hal yang sungguh-sungguh menyebabkan “tidak pentingnya” umat percaya (“anak-anak kecil” untuk terjatuh dalam perjalanan Kristen mereka. Pesan keseluruhan dari pasal ini adalah bahwa lebih baik batu kilangan diikat seputar leher seseorang dan dia ditenggelamkan daripada untuk menyesatkan orang Kristen yang lemah.
Peringatannya ini cukup jelas. Tetapi bagaimana mudahnya memberikan penghormatan yang berlebihan kepada pembicara tamu yang sedang berkunjung sedangkan sama sekali tidak menyapa halo kepada mereka yang kelihatannya tidak mampu untuk berpakaian baju yang pantas ke gereja.
Kisah-kisah yang tiada berujung mengisahkan seorang diakon yang bersikap kasar terhadap orang yang tampaknya tidak pantas menjadi bagian jemaat; tentang ibu-ibu yang “saleh” di gereja yang mengecam secara terang terangan seorang Kristen yang baru karena membawa makanan yang tidak memenuhi standar untuk dimakan di gereja; tentang tipe seseorang yang yang menganggap diri “paling” menyinggung perasaan orang lain yang sedang mencari-cari komentar mengenai perhiasan yang mereka pakai; mengenai mereka yang suka menghina para remaja yang masih belum berperi laku pantas di gereja.
Tidaklah mengherankan banyak orang yang tidak kembali ke gereja kita. Tetapi “malaikat penjaga” (Mat. 18:10) bekerja bersama mereka. Dan kita seharusnya melakukannya juga.
Sekarang adalah waktunya untuk menanggalkan “merasa diri paling suci” dan mempedulikan kata-kata Yesus, menyampaikan kasih kita kepada “anak-anak kecil” ini, yang harus ditemukan di setiap sidang yang dikasihi Allah. Dia ingin mengubah hati kita dan tabiat kita supaya dapat menjadi suatu kekuatan untuk kebaikan di dalam kehidupan mereka. #
YA TUHAN YESUS DATANGLAH, MARANATHA, AMIN !