top of page

# BATAS-BATAS PENGAMPUNAN [2] #

  • Pr. J.B. Sangari
  • Jul 5, 2016
  • 2 min read

MEDITATION—JULY 5, 2016 -- “TURN YOUR EYES UPON JESUS !”

*Song: “Turn your eyes upon Jesus, Look full in His wonderful face, and the things of earth will grow strangely dim, In the light of His glory and grace.”

# BATAS-BATAS PENGAMPUNAN [2] #

(Matthew 18:23-27) -- “23] Therefore is the kingdom of heaven likened unto a certain king, which would take account of his servants. [24] And when he had begun to reckon, one was brought unto him, which owed him ten thousand talents. [25] But forasmuch as he had not to pay, his lord commanded him to be sold, and his wife, and children, and all that he had, and payment to be made. [26] The servant therefore fell down, and worshipped him, saying, Lord, have patience with me, and I will pay thee all. [27] Then the lord of that servant was moved with compassion, and loosed him, and forgave him the debt.”

(Matius 18:23-27) -- “23] Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. [24] Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. [25] Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. [26] Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. [27] Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.”

# Yesus tahu bahwa Petrus tidak mengerti apa yang dimaksud dengan 490 pengampunan… Maka, bagian kedua dari jawaban Yesus kepada pertanyaan yang sang rasul adalah sebuah kisah yang mengiustrasikan hal tersebut.

Perumamaan hamba yang tidak berbelas kasihan (Mat. 18:23-35) mempunyai 3 tokoh utama, yaitu: -- Raja (Allah), -- seorang hamba yang utangnya berjumlah besar dihapuskan (Anda dan saya), -- dan seorang hamba (sesama kita manusia yang berutang sejumlah kecil kepada hamba pertama (Anda dan saya). … Jadi, waktu Yesus menyatakan bahwa dia “tidak mampu melunaskan hutangnya” Dia menyatakan kebenaran dengan jelas. Tidak mungkin seseorang atau siapa pun dapat membayar utang besar, 10.000 dinar seperti itu.

Pada titik tersebut perumpamaan itu bergerak ke dalam pemikiran manusia—memberi si penyandang utang apa yan patut dia dapat. Tetapi untuk menghadapi hukuman yang adil itu, si hamba tersungkur dan sujud, memohon kepada raja untuk memberinya waktu agar dia akan membayar kembali semua utangnya, suatu hal mustahil yang pasti, terasa dan terlihat nyata juga olehnya.

Pada tahap ini logika Ilahi mengambil alih dalam perumpamaan itu. Sang raja mengampuni pemohon yang menyesal. Di sini kasih karunia itu, yaitu memberi kepada orang atau manusia pendosa, apa yang tidak patut ia peroleh, memberi mereka apa yang mereka butuhkan. #

“TUHAN DATANGLAH, MARANATHA, AMIN !” [Wah. 22:20 & 1 Kor. 16:22]


 
 
 

Comentarios


Share Please !
Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square

© 2016 - RISDAF CHURCH

  • Twitter Classic
  • c-facebook
bottom of page