top of page

# BATAS-BATAS PENGAMPUNAN [3] #

  • Pr. J.B. Sangari
  • Jul 6, 2016
  • 2 min read

MEDITATION— JULY 6, 2016

# BATAS-BATAS PENGAMPUNAN [3] #

(Matius 18:28-30) -- “28] Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu ! [29] Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. [30] Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.”

# Adegan kedua dalam perumpamaan ini, dari sudut pandang manusia dan Ilahi mengerakkan aksi adegan pertama kepada hubungan antara sesama manusia. … Saya ingin uang saya dikembalikan oleh seseorang yang berhutang jauh lebih kecil dari pada hutang saya yang besar dan sudah di bebaskan. Saya ingin uang itu sekarang di kembalikan teman saya itu sekarang. Jadi saya memaksa teman saya untuk mengembalikan uang itu sekarang, kalau tidak tahu sendiri apa yang akan terjadi.

Dan apakan tanggapannya ? Dia jatuh ke tanah, bertelud dan memohon kepada saya agar saya agak bersabar dan dia berjanji akan melunaskan segera hutangnya. Dan hal itu tidak cukup bagi saya. Saya sudah begitu lama berurusan dengan manusia licik itu. Sekarang tibalah keadilan dan kebenaran berlaku. Terlalu lama bermurah hati kepada sosok yang licik ini, saya akan beri dia apa yang patut dia dapatkan. Orang ini sudah menghabiskan kuota pengampunan. Karena sudah mencapai batas-batas pengampunan, saya akhirnya melepaskan amaran pembenaran diri sendiri. Sudah tibalah waktunya bagi saya untuk melaksanakan hukuman ini.

Pemohonannya untuk memperoleh belas kasihan sama sekali diabaikan adalah merupakan kenyataan. Hampir sama saya mengumandangkan doa baru-baru ini, kepada Allah mengenai topik yang sama. Begitu juga, tepat sekali, saya melupakan bahwa piutang itu sesungguhnya bagian hutang saya kepada Allah.

Tetapi mengapa mengingat hal-hal teknis seperti itu, apabila saya benar dan orang lain salah ? Apakah adil, jika saya memberi mereka bagian yang patut menjadi bagian mereka ?

Tidak. Kalau hutang kita yang besar sudah di lunasi oleh Tuhan, maka kita harus membebaskan orang lain dari hutangnya. #

“YA TUHAN, BIARLAH SAYA MAU MENGAMPUNI DOSA SESAMA MANUSIA SAMPAI DI HARI MARANATHA, AMIN !”


 
 
 
Share Please !
Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square

© 2016 - RISDAF CHURCH

  • Twitter Classic
  • c-facebook
bottom of page