# POSISI UTAMA YANG SESUNGGUHNYA #
- Pr. J.B. Sangari
- Jul 19, 2016
- 2 min read

MEDITATION— JULY 19, 2016 # POSISI UTAMA YANG SESUNGGUHNYA #
(Matius 20:25-28) – “25] Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. [26] Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, [27] dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; [28] sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
# Pemikiran yang tepat mengenai KeMesiasan sejajar dengan pemikiran yang benar tentang apa artinya menjadi pengikut Mesias. Dan para murid bermasalah dengan keduanya. Ambisi kuat dan salah dari Yakobus dan Yohanes telah menyebabkan iri hati yang sengit di antara para murid lainnya. Kelompok kecil itu telah mencapai titik krisis tepat di nadir Yerusalem dengan salib Yesus. Mereka tercerai-berai oleh ketegangan-ketegangan yang kemungkinan bisa permanen memisahkan mereka dan mengagalkan tujuan awal Yesus memanggil mereka.
Kali ini fokusnya adalah pada kebesaran sejati dan apa arti sesungguhnya menjadi nomor satu. Prinsip-prinsipnya yang terbalik merupakan kebalikan prinsip-prinsip dunia pada umumnya.
Yesus telah menguraikan konsep kepemimpinan hamba (servant leadership) dengan sangat jelas. Betapa disayangkan bahwa di sepanjang sejarah, para pemimpin gereja dan umat Kristen pada umumnya tidak tertarik dengan konsep itu melebihi para murid. Alasannya sederhana: Model kepemimpinan hamba bertentangan dengan sifat manusia. Dalam pelaksanaannya yang berhasil mengharuskan suatu perubahan dan pertobatan.
Yesus sudah menghabiskan banyak waktu untuk tema kembar mengenai salib-Nya dan salib kita. Tetapi masih sama sulitnya untuk membuat prinsip itu tertanam di zaman sekarang seperti keadaannya 20 abad yang lalu. #
Doa pribadi: Tuhan, biarlah Roh Suci-Mu dicurahkan dengan limpah, agar membantu saya mengerti akan pengorbanan-Mu di kayu salib, dan tetap setia menghidupkan prinsip-prinsip pelayanan ini, dari sekarang sampai Tuhan datang. – Maranata, amin !