PERUMPAMAAN PERTENTANGAN [3]
- Pr. J.B. Sangari
- Jul 27, 2016
- 2 min read

MEDITATION— JULY 27, 2016
= PERUMPAMAAN PERTENTANGAN [3] =
(Matius 22:1-12) – “1] Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: [2] "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. [3] Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. [4] Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. [5] Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, [6] dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. [7] Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. [8] Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. [9] Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. [10] Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. [11] Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. [12] Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta ? Tetapi orang itu diam saja.”
# Perumpamaan ketiga bersifat petentangan adalah perumpamaan pesta kawin. Perumpamaan ini terbagi dalam dua bagian. Pertama membahas panggilan sejarah bagi bangsa Yahudi dan berakhir dengan penghakiman bagi mereka yang menolak Bapa dan Anak-Nya Yesus Kristus. Ayat 8-10 menandakan apa yang terjadi pada undangan Injil yang bergulir dan berpusat sesungguhnya kepada bangsa Yahudi terhadap keprihatinan kepada bangsa yang bukan Yahudi dalam wawasan yang lebih besar. Ayat 9, paralel dengan Matius 20:19,20 “…Oleh karena itu, pergilah.” Injil sesungguhnya adalah “kabar baik,” di mana semua diundang.
Namun tidak semua orang boleh masuk. Mereka yang masuk harus selaras dengan raja, yang memerintahkan agar mengenakan pakaian pesta. Mereka yang tidak mengenakankannya tidak pantas berada di pesta. Pakaian pesta dalam konteks Injil Matius, bukan kebenaran pasif, tapi kebenaran aktif yaitu melakukan kehendak Bapa yaitu raja Surga.
Jadi, Yesus menunjukkan hubungan iman yang sejati bersama-Nya bukan saja percaya tetapi melakukan kehendak Allah. Iman bukan saja sekadar persetujuan batin bahwa Yesus itu Tuhan, tetapi menjalani hidup ini seperti Yesus. #
DOA PRIBADI: “Ya Tuhan, berikanlah Roh Suci-Mu, agar ku-menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamatku, menunjukkan buah-buah yang baik dalam kehidupanku sehari-hari, tetap setia kepada-Mu, mulai sekarang sampai di hari Maranata. – Imanuel, amin !”