BERGERAK MELAMPAUI PERTENTANGAN
- Pr. J.B. Sangari.
- Jul 31, 2016
- 2 min read

MEDITATION— JULY 31, 2016 =BERGERAK MELAMPAUI PERTENTANGAN=
(Matius 22:39,40) – “39] Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. [40] Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
# Yesus mengetahui kenyataanya bahwa di antara beberapa “jenis agama” kita, adalah mengasihi Allah tanpa mengasihi orang lain. Untuk itu, Yesus mengutip perintah besar kedua dari Imamat 19:18, “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.” Asumsi di dalamnya ialah mustahil untuk benar-benar mengasihi Allah tanpa mengasihi orang lain.
Yesus menjelaskan bahwa kasih terhadap Allah dan mengasihi sesama manusia adalah “inti” dari Perjanjian Lama—“seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Mat. 22:40). Hal itu juga menjadi “etika” Perjanjian Baru. Dengan demikian Paulus menulis “Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri !" (Gal. 5:14).
Paulus mengulangi gagasan yang sama dalam Roma 13:10, bahwa “Kasih adalah kegenapan hukum Taurat.” Lebih spesifik lagi, dia menggabungkan perintah-perintah dari kedua loh batu Sepuluh Hukum dengan perintah besar pertama “mengasihi” Allah dan perintah besar kedua “mengasihi sesama.” Paulus mengetahui bahwa masalah sebagian besar orang-orang “beragama” bukan tidak mengasihi Allah, tetapi tidak mengasihi satu sama lain.
Gereja akan menjadi tempat yang lebih menyenangkan, bilamana lebih banyak anggota-anggotanya mengasihi sesamanya. Setiap jemaat ada orang-orang saleh yang seolah-olah mengasihi Allah namun bersikap kasar kepada orang lain. Biarlah kita mengerti akan maksud “agama yang benar” seperti yang diajarkan Yesus—mengasih Allah dan mengasihi sesama manusia, sebab itu adalah “inti” Kekristenan. #
DOA PRIBADI: “Ya Tuhan, berikanlah Roh Suci-Mu, agar ku—Menerima Yesus sebagai Juruselamat-ku—Mengerti segala firman-Mu—Mempraktekkan “agama kasih” dalam kehidupan-ku sehari-hari, dan—Tetap setia sebagai warga kerajaan-Mu, mulai sekarang sampai di hari Maranata.—Imanuel, amin !”