CARA SALAH UNTUK MEMPERALAT GEREJA
- Pr. J.B. Sangari.
- Aug 4, 2016
- 2 min read

777 PRAYER (7 am) - MEDITATION— AUGUST 4, 2016.
= CARA SALAH UNTUK MEMPERALAT GEREJA =
(Matius 23:15-24) – “15] Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. [16] Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. [17] Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu ? [18] Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. [19] Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu ? [20] Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. [21] Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. [22] Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya. [23] Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. [24] Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan.”
# Kedelapan celaka yang di sebutkan di sini bahwa ada perbedaan peran besar yang dilaksanakan gereja dalam menjalani agama Yesus. Tiga diantaranya adalah: Pertama: menyinggung kegagalan masuk di dalam kerajaan, pada saat yang sama merintangi orang lain yang mau masuk (ayat 13).
Celaka ke dua - Berpusat pada tipe mengorbankan diri dengan usaha sekeras-kerasnya mempertobatkan orang kepada cara yang legalistik.
Celaka [terakhir-ayat 29-32]—secara telak mengenai “memperindah tugu” agama yang banyak diorganisasi. Tugu terbesar dari agama yang benar bukanlah perayaan peristiwa-peristiwa religious dan tokoh-tokoh masa lalu, tapi roh para nabi yang hidup dalam kehidupan kita sendiri sekarang. Kedelapan celaka itu adalah suatu panggilan, suatu peringatan untuk memeriksa diri sendiri dan menerapkanya dalam diri kita masing-masing. #
DOA PRIBADI: “Ya Tuhan, kuasailah aku dengan Roh Suci-Mu, agar ku—Dapat mengatasi kekurangan-kekurangan-ku sendiri—Mempraktekkan “kasih”pengorbanan-Mu di dalam kehidupan-ku sehari-hari,—Tetap setia tanpa legalistik—sekarang, sampai Hari Maranata.—Imanuel, amin !”
コメント