PELAJARAN DARI POHON ARA & ZAMAN NUH
- Pr. J.B. Sangari.
- Aug 12, 2016
- 2 min read

MEDITATION— AUG. 12, 2016.
= PELAJARAN DARI POHON ARA & ZAMAN NUH =
(Matius 24:32-39) – “32] Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. [33] Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu. … [36] Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri." [37] "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. [39] dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.”
# Yesus memberikan dua kebenaran besar mengenai pengetahuan manusia akan kedatangan Tuhan kedua kali. Yang pertama dari pelajaran tentang pohon ara dan kedua tentang zaman Nuh. Kesimpulannya mengenai kedatangan Tuhan bahwa umat Kristen yang peka dapat memberitahu kapan munculnya Kristus yang sudah dekat datang (ayat 33). Dan sebaliknya mereka tidak pernah tahu waktu yang tepat kedatangan-Nya. (ayat 36).
Yesus selanjutnya memberikan ilustrasi tentang zaman Nuh. Sebagaimana orang-orang “makan-minum, kawin dan mengawinkan, sampai pada Nuh masuk dalam bahtra,” begitu juga halnya dengan kedatangan Anak Manusia (ayat 38).
Tetapi kebanyakan orang, termasuk banyak dari mereka di dalam gereja, tanpa ragu akan memusatkan pada kenyataan bahwa kehidupan tampaknya berjalan seperti biasa-biasa saja sampai tiba-tiba terjadi “kejutan besar” Dia datang !
Interpretasi itu sehubungan dengan ayat yang membandingkan kedatangan tiba-tiba dari seorang pencuri (1 Tes. 5:2-4) yang juga selaras dengan Matius 24:40,41, yang mengindikasikan tiba-tibanya, perpisahan antara mereka yang diselamatkan dan mereka yang tidak diselamatkan. #
DOA PRIBADI: “Ya Tuhan, berikanlah Roh Suci-Mu dengan limpahnya, agar ku—selalu siaga, bersedia dan melihat tanda-tanda zaman dan bahwa kedatangan-Mu semakin mendekat,—Mempraktekkan Iman dan kasih dalam kehidupan-ku sehari-hari,—Tetap setia—Sekarang sampai Hari Maranata. —Imanuel, amin !”