YUDAS “MEMBANTU” YESUS
- Pr. J.B. Sangari.
- Aug 22, 2016
- 2 min read

MEDITATION— AUG. 22, 2016.
= YUDAS “MEMBANTU” YESUS =
(Matius 26:14-16) – “14] Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. [15] Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. [16] Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.”
# Para pemimpinYahudi siap bergerak untuk menangkap Yesus, tapi mereka tidak berani mengambil resiko secara terbuka karena massa berkenan kepada-Nya (Mat. 26:5)
Bantuan dari upaya mereka datang dari sumber yang sama sekali tidak mereka duga—hampir tidak dapat dipercaya: Pengkhianatan salah seorang dari 12 murid Yesus. Yudas Iskariot setuju bekerja sebagai orang dalam dengan bayaran 30 keeping perak, harga seorang budak (Zak. 11:12). Yudas rela mengatur waktu yang tepat bagi para pemimpin Yahudi untuk menahan Yesus.
Semua kitab Injil melaporkan pengkhianatan Yudas, tetapi tak satupun mengemukakan alasan tindakan tersebut. Salah satu alasan ialah, kemungkinan Yudas kecewa kepada Yesus ketika dia mangetahui bahwa Yesus seorang pendamai dan bukan Mesias militer yang akan menggulingkan bangsa Romawi.
Injil keempat memberitahu kita bahwa Yudas merasa kesal karena wewangian (yang hampir seharga upah seorang pekerja setahun) dan bahwa dia suka mencuri dari kantong uang bersama yang ada padanya (Yoh. 12:4-6).
Dari semua sudut perkiraan kemungkinan tindakan Yudas, rencana terakhir inilah, yang paling cocok dengan semua fakta yang ada. Dan itu juga menerangkan mengapa Yudas bunuh diri ketika rencana-rencananya meleset. Yudas bersalah karena dia mau memaksakan rencana dari pikirannya sendiri, tanpa bertanya kepada Tuhan. Tetapi hal itu telah membantu misi Yesus untuk menjadi korban dan mati di salib karena dosa manusia. #
DOA PRIBADI: “Tuhan, berilah pada-ku Roh Suci-Mu, agar ku-selalu mengerti pengorbanan-Mu dan selalu siaga: Berjaga dan menunggu, sebab kedatangan-Mu rahasia, namun semakin dekat,—Biarlah ku-mempraktekkan iman dan kasih tiap hari, tetap setia, sekarang sampai Hari Maranata. —Imanuel, amin !”